Pelaku Gunakan Senapan Angin
SURABAYA - Seorang ibu tewas mengenaskan di tangan anak kandungnya kemarin (20/1). Lie San, wanita paro baya yang tinggal di Pecindilan VI/20, mengembuskan napas terakhir setelah lima butir peluru menembus tubuhnya. Pelor itu dimuntahkan dari senapan angin milik anak kandungnya, Joseph alias Cecep.
Dari fakta-fakta di lapangan, polisi yakin Joseph membunuh ibu kandungnya tersebut. Kemarin, pria 25 tahun itu langsung ditangkap dan ditahan di Polres Surabaya Selatan. Jenazah sang ibu dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi.
''Dugaannya sangat kuat. Korban tewas di tangan anaknya sendiri. Dia menggunakan senapan angin untuk melukai ibu kandungnya,'' kata Kapolsek Genteng AKP Dolly A. Primanto ketika ditemui di TKP (tempat kejadian perkara) kemarin.
Pembunuhan itu diketahui sekitar pukul 05.00, berawal dari kecurigaan warga sekitar lokasi pembunuhan. ''Pagi-pagi ada suara letusan dari rumah Cik Lie San,'' kata Hasan, wakil RW II Kelurahan Kapasari. Suara letupan senjata itu berbarengan dengan suara jerit wanita.
Dari situ, warga yakin ada sesuatu antara ibu dan anak penghuni rumah yang dulu merupakan toko obat tersebut. Sebab, selama ini Joseph dikenal mengidap gangguan jiwa. Warga khawatir suara letusan itu berasal dari senapan angin yang diarahkan kepada sang ibu. ''Akhirnya, warga masuk ke dalam rumah,'' ucapnya.
Dugaan warga benar. Ketika masuk ke dalam rumah, mereka melihat tubuh Lie San terkapar penuh darah di atas peraduannya di kamar depan. Janda satu anak itu sudah tak bernyawa.
Joseph ditemukan bersembunyi di dalam bak mandi. Tangan kanannya menenteng senapan angin yang selama ini sering dia gunakan menembak burung. "Akhirnya kami melapor ke polisi. Sebab, Joseph terus mengamuk,'' ungkap Hasan yang rumahnya berhadapan dengan lokasi pembunuhan.
Tim Polsek Genteng yang lebih dulu tiba di lokasi juga sempat kesulitan menenangkan Joseph. Bahkan, seorang petugas sempat menerima tendangan dari pemuda berbadan bongsor itu. ''Senjata akhirnya berhasil kami sita. Joseph juga kami amankan,'' kata Dolly.
Selama evakuasi tersangka, polisi sempat mendapat banyak kendala. Mereka terpaksa mengikat kedua tangan dan kaki pemuda yang telah membunuh ibunya itu. Untuk memasukkan ke mobil patroli, dua polisi tampak menggotong Joseph yang menggunakan kaus dalam putih. Setelah masuk mobil, dia berhasil melepas ikatan di kedua tangannya.
Informasi dari petugas yang melakukan olah TKP, Lie San tewas dengan lebih dari lima luka di tubuhnya. Dua peluru dari senapan angin bersarang di dada. Perut, kepala, leher, dan ketiak kebagian satu butir peluru. ''Menurut tim medis, peluru di dada menembus hingga paru-paru. Itu yang menyebabkan korban meninggal,'' jelas petugas.
Namun, hingga tadi malam, sumber resmi kepolisian belum merilis jumlah pasti luka akibat tembakan Joseph ke tubuh sang ibu. ''Masih dicek, Mas. Korban sedang diotopsi. Belum tahu pasti di mana saja luka di tubuh korban,'' kata Kasatreskrim Polres Surabaya Selatan AKP Yimmy Kurniawan.
Berdasar keterangan sejumlah saksi, meski mengidap gangguan jiwa, Joseph memang hobi bermain senapan angin. Dia biasa menggunakannya untuk menembak burung di sekitar rumahnya.
Beberapa warga kerap mengetahui Lie San memperingatkan anak semata wayangnya itu agar tidak bermain senapan angin. Tapi, peringatan tersebut justru berbuah musibah. Lie San tewas di tangan senjata buah hatinya. (fid/fat)