Papua Tidak Pernah Sepi dari Isu Merdeka

Papua tidak pernah sepi dari isu kemerdekaan, padahal wilayah tersebut bagian NKRI yang tak terpisahkan. Sepak terjang para pencari suaka dari tanah Papua yang berjumlah 43 orang termasuk awak kapal sekaligus pemilik Yunus Wainggai terdampar di Cape York Australia pada awal tahun 2006, ini sebuah pencarian suaka politik yang gagal. Hana Gobay, Yubel Surei, Yunus Wainggai, Siti Wainggai serta anaknya Anike memilih kembali dari petualangan politik mencari suaka ke negeri Kanguru.

Kasus yang menimpa Hana Gobay cs karena memilih pulang ke Indonesia membuat Herman Wainggai meredang bahkan sampai menjadikan mereka sebagai musuh bersama rakyat Papua. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Hana Gobay memilih kembali tidak ada yang salah karena pulang ketempat kelahiran dapat bertemu dengan sanak keluarga, dapat hidup dengan tenang tanpa ada kekhawatiran yang berlebih, karena tanah airnya sendiri. Sementara kehidupan yang janjikan akan baik setelah pergi ke Australia mencari suaka politik juga tidak pernah di dapatnya. Australia boleh menjamin para pencari suaka politik dengan memberikan jaminan visa tinggal sementara, namun sampai kapan apakah selamanya hidupnya?. Pihak Australia juga tidak bodoh, keberadaan para pencari suaka politik juga sangat mungkin menimbulkan masalah, dari kultur, bahasa, terus jaminan hidup, pasti akan membebani anggaran pemerintah Australia itu sendiri.

Pulangnya para pencari suaku politik adalah karena mereka telah sadar dari tidurnya dan kecewa atas janji palsu yang diberikan oleh kelompok pencari Suaka di bawah naungan Herman Wainggai. Mereka yang telah termakan bujuk rayu Herman Wainggai telah berani menggambil sikap, apa yang telah dilakukan adalah salah dan menyadari akan dapat hidup lebih baik di bumi Papua tanpa harus mengemis ke Australia. Kalau kita menyimak apa yang telah disampaikan oleh Hana Gobay cs bahwa di dalam lingkungan para pencari suaka dikembangkan isu apabila para pencari suaka kembali ke Indonesia akan disiksa dan dibunuh.

Kalau memang hal tersebut terjadi apakah Indonesia sudah menjadi negara yang bar-bar sehingga dimana kalau memang tidak senang langsung dibunuh atau disiksa. Apakah benar begitu kondisinya? Bukannya hal itu sebagian dari teror yang dilakukan oleh kelompok Herman Wainggai karena setelah kembali ke Indonesia jatah jaminan hidup para pencari suaka berkurang. Sehingga apapun akan dilakukan untuk mencari tambahan dana bagi pergerakan kelompok anti NKRI, mungkin tidak hanya melalui teror kepada para pencari suaka politik namun bisa jadi membangun propaganda yang sedemikian rupa untuk menggalang dana ke berbagai negara Eropa.

Nining Suprapto
Jl Perdatam Pancoran, Jaksel
nining_spt@yahoo.com
 
berita unik