Per 15 Januari 2009, pemerintah kembali menurunkan harga BBM jenis premium dan solar. Harga premium sebelumnya Rp5000 menjadi Rp4.500 sedangkan solar sebelumnya Rp5.300 menjadi Rp4.500. Namun, penurunan harga premium dan solar itu belum diikuti dengan penurunan tarif angkutan umum. Hingga saat ini pihak organda di beberapa daerah belum menetapkan besaran penurunan tarif angkutan umum.
Soal belum turunnya tarif ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengancam Organda untuk secepatnya menurunkan tarif angkutan umum bagi masyarakat. Sebab, pemerintah sudah tiga kali menurunkan harga premium dan solar. Apabila Organda tidak menurunkan tarif, pemerintah mengancam tidak akan memberikan izin menaikan tarif apabila suatu saat kembali terjadi kenaikan harga BBM.
Alasan para pengusaha angkutan umum yang belum mau menurunkan tarif hingga saat ini bermacam-macam. Mulai dari belum adanya keputusan dari organda pusat, mahalnya harga suku cadang (spare-part) hingga penurunan harga BBM belum bisa menutupi biaya operasional perusahaan.
Alasan-alasan seperti ini dinilai sangat klasik, karena sejak dulu mereka selalu mengulang-ulang alasan tersebut. Yang membuat kita heran adalah kenapa jika harga suku cadang mahal, mereka masih bisa terus menambah jumlah armadanya.
Langkah para pengusaha angkutan yang tetap bersikeras memberlakukan tarif lama sangat kita sayangkan. Ketika pemerintah menaikkan harga BBM, mereka buru-buru menaikkan tarif dan dilakukan secara sepihak. Namun, ketika pemerintah menurunkan harga BBM, mereka tidak segera menurunkan tarif angkutan. Mereka justru terkesan tidak setuju dengan penurunan tarif angkutan ini.
Kita menilai bahwasanya para pengusaha angkutan tersebut plin plan dan munafik soal tarif ini. Mereka sepertinya tidak mau rugi akibat penurunan harga BBM ini. Padahal, resiko rugi merupakan sesuatu yang harus ditanggung oleh seorang pengusaha dan ini hal biasa dalam kegiatan ekonomi. Kalau tidak mau rugi, lebih tidak usah menjadi pengusaha. Ini menandakan bahwa para pengusaha angkutan itu hanya memikirkan diri sendiri (egois) tanpa melihat penderitaan orang lain (pengguna angkutan umum). Sekali lagi, kita berharap kepada pengusaha angkutan agar segera menurunkan tarif angkutan, karena penurunan tarif angkutan ini merupakan syarat agar daya beli masyarakat menguat.
Agung Wiratama
Margonda 274, Depok
Jawa Barat
(iam)