Berebut Daging dan Cinta WTS

Sebagai WTS agaknya kecantikan Priyanti, 20 tahun, selangit. Buktinya Nyoto - Wahyu sampai berani bacok-bacokan demi “daging” tak lebih dari seperempat kilogram itu. Cuma karena Nyoto jauh lebih muda dan perkasa, Wahyulah yang terkapar kena bacokan. Yang repot tentu saja polisi Polsek Bawen. Dagingnya tak kebagian mereka harus repot mengantar hidung belang muda itu ke RSU Ambarawa.

Antara Nyoto, 22 tahun, dan Wahyudi, 27 tahun, sebetulnya sudah lama berkenalan, karena keduanya sama-sama tinggal di Desa Harjosari Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Tapi belakangan keduanya jadi bermusuhan, bagaikan kucing ketemu anjing. Apa yang jadi penyebabnya, ternyata hanya urusan cewek. Mereka bersaing memperebutkan cinta dan daging Priyanti, persis Indonesia-Malaysia dulu, ketika berebut pulau Ligitan.

Yang bikin orang terheran-heran, apa sih kelebihan Priyanti sehingga keduanya “jatuh bangun aku mengejarmu” seperti Megi Z saja. Soalnya, semua orang tahu bahwa wanita yang tinggal di Kompleks Tegal Panas itu sudah terlanjur jadi milik publik. Asal ada uang, siapa saja boleh bawa. Memang, Priyanti tak lebih seorang WTS di komplek pelacuran tersebut.

Agaknya pelayanan Priyantilah yang membuat mereka sukar melepaskannya. Di ranjang, PSK satu ini memang punya daya cengkeram luar biasa macam ban Goodyear. Dia bisa melayani permintaan dan gaya apa saja. Baik Wahyudi maupun Nyoto, asal sudah kena servis Priyanti, jadi merem melek dan lali purwaduksina (lupa segalanya). Lucunya, meski mereka sama-sama sering pakai, awalnya tak tahu bahwa sudah sekian lama ikut proyek Salome (satu lobang rame-rame).

Nyoto baru sadar kalau Priyanti langganan Wahyudi, ketika WTS itu curhat tentang lelaki dari Harjosari yang cengkiling atau suka main pukul. Begitu sebut nama dan ciri-ciri, ternyata Wahyudi itu adalah tetangganya sendiri. “Trembelane, ternyata kita sama-sama putra daerah...,” kata Nyoto agak malu-malu.

Keluhan dan curhat Priyanti ternyata membuat Nyoto prihatin dan simpati. Di lembah hatinya yang sangat dalam, dia tak rela bila WTS yang sudah terlanjur dicintainya itu disia-siakan oleh lelaki lain macam Wahyudi. Bagi Nyoto, Priyanti adalah sosok wanita yang perlu disayang sekaligus digoyang. Di samping wanita itu dia merasa bahagia, di atas perempuan itu pula Nyoto merasa berada di surga dunia.

Ada tradisi dan filusufi Jawa yang mengatakan: sadumuk batuk sanyari bumi. Artinya bahwa urusan perempuan harus dibela sampai mati. Berangkat dari soal itulah Nyoto ingin menjaga martabat dan “martabak” kekasihnya dari kesewenang-wenangan lelaki lain. Nyoto ingin Wahyudi menjaga dan memperlakukan Priyanti secara baik-baik sebagaimana dirinya. “Saudaraku, kita kan sama-sama sekampung dan satu sarung, betul tidaaaak....?” batin Nyoto saat merancang kata-kata bagi Wahyudi tetangganya.

Tak menunggu hari lain, Nyoto segera mencari Wahyudi. Bak seorang penganjur kebajikan, Nyoto lalu menasihati tetangganya tersebut agar memperlakukan Priyanti secara manusiawi. Jika sudah tidak sayang sama dia, terus terang saja, karena Nyoto siap merawat WTS itu secara baik-baik, bermartabat dan bebas dari pelanggaran HAM. Dan maukah lelaki itu menerima segala nasihat Nyoto? Ternyata tidak!

Ihik, ihik......, mau tertawa Wahyudi mendengar ceramah anak kemarin sore, yang buat kencing saja belum lempeng. Oleh karenanya dia terus saja nggebuk dan “nuthuk” Priyanti. Jika pelayanan wanita itu tak memuaskan, pukulan dan tinjunya mendarat. Tinggalah Priyanti menangis. “Dasar lelaki, asal sudah dilayani langsung ngorok dan main tonjok,” kata Priyanti sekali waktu.

Kembali dia mengadu pada Nyoto. Lagi-lagi mendengar tangisan kekasihnya, sehingga batas kesabarannya pun habis. Dia segera mengasah golok dan kemudian dibawa pergi untuk mencari Wahyudi. Pikir Nyoto, kalau bisa dinasihati baik-baik, sukurlah. Kalau tidak, golok yang konon pernah makan korban pendita sanga itu siap pula memakan Wahyudi.

Agaknya Wahyudi tetap tak bisa menerima nasihat Nyoto. Keduanya pun lalu berantem, saling pukul dan gebuk. Tak sabar lagi atas kelakuan rivalnya, Nyoto mengambil golok di balik punggungnya. Dengan target untuk sekadar memberi pelajaran, bagian punggung golok tersebut lalu digetokkan ke kepala Wahyudi, pletakkk. Tak sampai mati, kecuali hanya luka-luka. Namun demikian Wahyudi segera lapor polisi dan Nyoto pun ditangkap.

Hanya soal perempuan kok berantem. Lha mbok sudah, dikeloni bareng!
 
berita unik