Kadus Ingkar Janji

Orang selingkuh kok lapor ke partai, memangnya selingkuhnya melibatkan petinggi partai itu ? Kasus perselingkuhan yang salah pelaporannya ini terjadi Kabupaten Sragen (Jateng). Kantor DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Sragen didatangi Tarsih, 34 tahun, warga Sumberlawang, gara-gara dirinya diselingkuhi Kadus (Kepala Dusun) Mojopura bertahun-tahun tanpa dinikahi.

Kantor PAN itu diminta menindak lanjuti Kadus Sumino, 36 tahun, karena dia berani menelantarkan dirinya dan menikahi wanita lain.

Kisah cinta berkalang noda ini dimulai sejak 10 tahun lalu, ketika Tarsih masih gadis kinyis-kinyis (cantik nan mulus) dan Sumino masih perjaka tingting. Mereka menjalin cinta sebagaimana layaknya muda-mudi. Apalagi masih satu kampung, sehingga kesempatan bertemu selalu terbuka. Di mana ada Tarsih di situ ada Sumino, ibaratnya seperti platina dengan kondensor untuk mobil. Pendek kata selaku kompak!

Memacari Tarsih memang bukanlah langkah yang keliru. Selain orangnya gra-pyak semanak (supel), dia juga memiliki wajah dan bodi yang sangat menjanjikan. Kulitnya putih bersih, rambut tergerai sampai punggung, betis mbunting padi. Dan yang tak kalah penting, “colokan”-nya ada di depan, seperti teve model baru.

Sumino memang pemuda ambisius. Saat dirinya berjuang mendapatkan Tarsih, dia juga tengah berjuang untuk merebut kedudukan sebagai Kadus di kam-pungnya. Dan dia tahu persis, Tarsih ini juga punya posisi tawar untuk itu. Sebagai gadis yang banyak familinya di kampung tersebut, dia pasti bisa dimanfaatkan untuk menggalang suara dalam pemilihan Kadus. Kesempatan emas ini tak disia-siakan oleh Sumino. Sambil terus menempel Tarsih dia juga merayu agar wanita itu mau menggalang suara di kampungnya dalam pemilihan Kadus. “Jika saya berhasil jadi Kadus, niscaya kamu akan kunikahi segera,” janjinya kala itu.

Tarsih yang memang demen pada Sumino sudah barang tentu segera mem-bantunya. Bukan sekadar moril, tapi juga materil. Selain mempengaruhi keluar-ganya untuk memilih Sumino, Tarsih juga menyisihkan dana nonbudgeter untuk kampanye pemenangan sang doi. Tarsih memang sudah membayangkan, jika menang dalam Pilkadus, niscaya sebutan Bu Kadus akan segera diraihnya.

Saat pilkadus berlangsung alhamdulillah Sumino keluar sebagai pemenang dan dia melenggang dengan mulus ke kursi Kadus. Namun ternyata Sumino ini juga tak lebih seperti politisi-politisi di Senayan, suka lupa pada janjinya terhadap rakyat. Setelah dapat panggilan Pak Kadus, bukannya menikahi Tarsih tapi malah memper-sunting wanita lain. Bagaimana hati gadis itu tidak njarem (terluka) dibuatnya.

Sebagaimana lazimnya wanita, Tarsih juga merupakan gudangnya maaf. Be-tapapun Sumino cidera janji dan selalu bikin sakit hati, tak membuatnya dia menaruh dendam kesumat. Itu dibuktikannya ketika setiap Sumino mampir ke rumahnya diterima sepatutnya. Cinta Tarsih pada Pak Kadus memang tak pernah luntur, sehingga ketika Sumino minta pelayanan ranjang, masih juga dilayani selama bertahun-tahun.

Lama-lama istri Sumino definitip mencium juga perselingkuhan suaminya itu. Namun bukannya dia klarifikasi dan interpelasi dulu pada suaminya, tapi malah main labrak ke tempat Tarsih berusaha di Sumberlawang. Dengan mengedepankan emosinya, toko itu diobrak-abrik dan Tarsih dituduh mengganggu suaminya. “Kaya nang Sragen kene wis ora ana lanangan liyane (seperti di sini sudah tak ada lelaki lain saja),” makinya.

Tentu saja Tarsih tak menerima perlakuan itu. Dia mengadu ke Kades, tapi cuma didamaikan dengan ganti rugi Rp 400.000,- Karena tak puas juga, Tarsih me-ngusung laporannya ke kantor partai politik yang top itu. Dia menuntut Sumino menceraikan istri pertamanya dan kemudian menikahi dirinya. Ini sebagai pertanggunganjawab Sumino yang telah menodai Tarsih berulang kali.

Nggak ada noda, ya nggak belajaaar!
 
berita unik