Bukan bermaksud menyamakan Luna Maya dengan monyet. Pasti semua laki-laki (normal) sependapat bila Luna Maya adalah gadis cantik dan monyet adalah binatang berbulu. Jika ada operator GSM yang dalam iklannya menggunakan bintang iklan Luna Maya dalam beberapa versi dan kemudian digantikan monyet tentu bukan hendak melecehkan juga. Hanya saja diduga dana iklan sudah habis menjelang akhir tahun, honor Luna Maya yang tinggi digantikan potongan-potongan rekaman gambar monyet yang tentunya tanpa honor.
Kapankah manusia mengatakan monyet cantik? Apakah ketika manusia sudah membinatangkan diri sehingga berselera monyet? Atau manusia yang mengalami gangguan kejiwaan sehingga ketika memandang monyet akan mengatakan cantik?
Selama ini kita mempunyai anggapan bahwa para pelaut, pekerja tambang lepas pantai, pekerja di tengah hutan (pertambangan, kehutanan, perkebunan) dan pekerja lain yang dalam jangka waktu lama (minimal sebulan) terisolir dan jauh dari peradaban adalah para lelaki berangasan dan pengumbar nafsu. Seharusnya kita pun tidak asal menilai negatif tetatpi mengetahui mengapa mereka bisa begitu. Mereka bekerja secara tim kecil dan hampir selalu dilakukan oleh laki-laki karena beratnya pekerjaan.
Pernahkah membayangkan tekanan kerja pekerja-pekerja itu sangat berat secara fisik dan psikis. Tak heran bila kemudian ada stigma bahwa para pelaut selalu melabuhkan jangkar setiap berlabuh. Atau pekerja di hutan yang setiap habis bayaran mereka akan keluar camp menuju perkampungan terdekat untuk mencari sesama manusia dan mengingatkan akan adanya lawan jenis selain mereka.
Bila selama berminggu-minggu hanya berjumpa manusia yang itu-itu saja di tengah hutan maka ketika ada monyet betina pun mereka akan saling bercanda dan menggodanya, "Hai... cewek... "
Walau hanya sebentar saya pernah berada di rimba selama 3 minggu bersama kelompok. Pengalaman di dalam hutan selama beberapa minggu dengan sesama lelaki membuat lupa kalau ada jenis lain di luar rimba. Terisolir dari peradaban memang membuat dunia lebih indah dalam kesenyapan dan irama alam menjadi simponi tak berkesudahan. Ada dunia baru yang tercipta dan membebaskan diri dari segala jenis sampah informasi yang seringkali tidak diperlukan otak.
Saat tubuh sudah menyesuaikan dengan getaran alam dan ritme yang syahdu, maka akan ada kejutan bila kembali ke peradaban yang hingar bingar. Semua akan terlihat mewah, indah baru, mengasyikkan dan mempesona. Bahkan serombongan laki-laki yang keluar dari hutan setelah terisolasi beberapa minggu akan melihat semua perempuan adalah cantik karena selama di hutan yang disebut cantik adalah monyet betina….
Kalau begitu, apakah masih ada yang mengatakan cantik adalah mutlak atau relatif? Bukankah cantik hanyalah masalah selera dengan dipengaruhi berbagai aspek yang setiap saat berubah? Aspek yang berpengaruh adalah bebas (variabel bebas) bukan variabel tetap.