Cintanya Direbut Banpol

Remuk redam hati Irwan, 26 tahun, ketika cintanya pada Linda, 23 tahun, tak mendapat tanggapan. Memang dunia tak selebar daun kelor, tapi ketika cowok pemenang persaingan itu lalu bersikap over acting, bagaimana hati Irwan tak menjadi panas? Maka ketika Muhtar, 29 tahun, baru saja pulang apel di rumah Linda, langsung ditempeleng: pletakkkk. Biar banpol dan berbadan kekar, ternyata Muhtar terjengkang juga dari motornya.

Irwan sebetulnya sudah lama jatuh cinta pada Linda, gadis tetangga sendiri di Jalambar Fajar, Pejagalan, Jakarta Utara. Bagi mata lelaki normal, sosok dan penampilan Linda memang menawan. Di samping wajahnya yang ayu, bodinya memang seksi menggiurkan. Maka tak mengherankan, setiap ketemu gadis itu dada Irwan berdegup keras. “Setidaknya cewek model Linda, kalau dikeloni anget, gitu,” batin Irwan.

Namanya orang jatuh cinta. Apa yang berkaitan dan bersentuhan dengan gadis pujaannya selalu menarik. Jangankan bisa menatap wajah si doi, baru melihat rumahnya saja Irwan sudah seneng banget. Dan karena mereka bertetangga, paling tidak Irwan sudah kenyanglah menatap rumah Linda.
Demi suksesnya sebuah cinta, mestinya Irwan berani mendeklarasikan gejolak jiwanya itu pada si doi. Tapi dia merasa minder, karena belum memiliki pekerjaan yang tetap. Maka setiap melihat Linda, jakunnya saja yang turun naik. Bila terlihat gadis itu momong ponakannya, Irwan dilanda cemburu. “Enak juga jadi ponakannya ya, diciumi melulu. Kapan aku ya dicium Linda....,” begitu batin Irwan.

Usaha Irwan memang baru sampai tingkat wacana, karenanya Linda sama sekali belum mengerti aspirasi arus bawah tetangganya tersebut. Pada saat yang sama muncul Muhtar, seorang banpol (bantuan polisi) yang menaruh hati pada Linda. Tapi lelaki ini lincah dan cekatan. Meski hanya banpol pedenya ngepol, dia berani mendekati si gadis kembang kampung.

Apakah cintanya diterima, tak diketahui pasti. Yang jelas banpol Muhtar menjadi rajin apel ke rumah Linda. Bahkan warga pun suka melihat, Linda sering dibonceng motor oleh Muhtar. Tangan Linda lalu merengkuh pinggang Muhtar ketat sekal. Duh, duh..... panasnya hati ini. Kalau tidak ingat bahwa kecemburuannya tidak berdasar, ingin rasanya Irwan menimpuk kepala Muhtar sampai benjol.

Takut cintanya ketinggalan kereta, Irwan nekad menyurati gadis itu, meski pendekatan pribadi belum pernah dilakukan. Dipilihnya kata-kata bagus dengan harapan Linda terlena oleh kata-katanya yang mendayu. Kadang pula diselipkan pantun gaya melayu. “Abang bewok jualan sayur, yang belanja berdaster merah biru. Wajahmu elok bikin aku syur, badan gemeter takut ditolak cintaku,” begitu Irwan berpantuan ria.

Ironisnya, sampai seminggu surat itu tak dijawab oleh Linda. Bahkan ketika ketemu, kembang idola itu sepertinya acuh saja. Celaka, cinta Irwan hanya dimasukkan ke dalam arsip. Linda yang biasanya ikut nimbrung jika Irwan ngobrol dengan ayah ibunya, kini bila didatangi nemui juga tidak. Linda sibuk masak terusssss....! Dasar.

Kecewa dan kalut hati Irwan, ketika diperoleh kabar Muhtar makin serius mengencani Linda, bahkan mau diambil istri. Mungkin lelaki itu tahu bahwa Irwan juga naksir pacarnya sekarang. Maka bila ketemu Irwan saat boncengan motor dengan Linda, Muhtar suka bersiul-siul dengan nyanyi lagunya Rahmat Kartolo dulu. “Patah hati kujadinya.....!”

Apek benar nasib Irwan, sudah cintanya tak digubris, dipermainkan lagi. Sejak saat itu dia berencana, bagaimana bisa memberi pelajaran calon suami Linda. Maka beberapa hari lalu saat Muhtar apelm, dia ditunggui saat kepulangannya. Benar saja, baru 100 meter dua mengendarai sepeda motornya, langsung dipukul Irwan dari belakang; pletakkk. Biar tinggi besar badannya, dapat swing mendadak terjengkang juga Muhtar dari motornya.

Hati Irwan lega kini, karena sudah berhasil membalas sakit hatinya. Tapi itu tidak lama, karena esok paginya polisi Polsek Penjaringan menjemputnya. Hampir saja dia masuk tahahan, untungnya kemudian berhasil didamaikan. Artinya, Muhtar memaafkan Irwan, dan Irwan legawa orang yang ditaksirnya jadi pacar devinitip Muhtar.
 
berita unik