Mengelak Waton Galak

Dunia sudah makin tua saja. Yang selingkuh sama yang istrinya diselingkuhi, kok malah galakan yang tukang selingkuh. Bayangkan, ketika dituduh menyelingkuhi Ny. Darohmi, 27 tahun, tetangganya, meskipun nyata Basuki, 40 tahun, marah besar dan mau mentung suami rekanan selingkuhnya tersebut. Keruan saja urusan jadi melebar ke Polsek Sulursari, Grobogan (Jateng).

Ini kisah demikian klasik, di mana istri yang “kedinginan” nekad selingkuh dengan suami tetangga. Dan karena Ny. Darohmi ini memang cantik, lelaki cap apapun ditawari apem gratis musti semrinthil (langsung mau). Padahal kalau dipikir-pikir, enaknya tidak seberapa, tapi malunya seantero dunia. Bayangkan, setiap ketemu tetangga ada saja yang berbisik: sing krusak-krusek neng pomahan kae sapa ta ya (yang krusak-krusek di pekarangan itu siapa sih)?

Nekadnya Ny. Darohmi memang bukan tanpa alasan. Sejak Salidin, 35, suaminya bekerja di Jakarta, dia jadi kurang terjamin dalam hal cinta kasih suami istri. Biasanya tanpa minta saja seminggu bisa dikasih 3 kali sesendok makan, kini paling-paling sebulan baru nemu lagi. Oleh karenanya Darini sebetulnya ingin mendampingi suaminya di Ibukota, tapi Salidin melarang dengan alasan tempatnya yang belum memungkinkan.

Darohmi yang masih muda dan enerjik, memang masih sangat mendambakan urusan satu itu. Maka ketika “kedinginan” di malam hari, dia suka jadi pusing sendiri. Sudah dicoba ditepiskannya rasa kangen itu dengan baca Nova atau Intisari, tapi tak juga menyelesaikan masalah. “Tergesa beli tahu di pinggir jalan, jika dibelit rindu boleh tetangga buat percobaan,” begitu setan membujuk Darini dengan berpantun ria.

Ah, kok tahu aja, begitu kata hati nurani istri Salidin ini. Jika mau berkata jujur, sebetulnya dia punya tetangga sekampung yang selama ini sangat perhatian padanya. Tak hanya mengucapkan selamat setiap ulangtahun, tetapi Basuki suka berkeluh kesah tentang rumahtangganya yang tak bahagia. Tapi kala itu Darohmi masih bisa berkelit dengan menasihati: jangan terlalu mendalamlah Pak, kita kan sudah tua ini!

Andaikata Salidin selalu di samping dan di atasnya, mungkin Darohmi takkan terpengaruh oleh kata-kata beracun Basuki. Tapi itulah, setiap libido dan gairahnya sebagai wanita muncul, suami selalu masih berada di ibukota. Maka ketika benar-benar Darohmi pusing, dia membiarkan saja Basuki menerobos ke kamar mandi saat dia sedang mandi. “Ee jangan, nanti kebasahan,” kata Darohmi terkaget-kaget.

Tak masyallllah, diguyur juga aku rela, begitu jawab Basuki yang waton nyregudug (asal sodok) itu. Dan karena kata-kata istri Salidin ini sekadar basa-basi politik, lelaki tetangga itu pun terus menyerbu. Dan....., meski sambil “jumenengan” alias berdiri, Basuki jadi juga menuntaskan gairahnya. Bagaimana dengan Ny. Darohmi, meski malu-malu tapi mau. Buktinya, dia tak jadi manggil hansip, malah bilang: sip, sip!

Itu asal muasalnya. Sejak itu, Darohmi tak pernah menolak lagi ketika Basuki tetangga lain gang itu mengajaknya berpacu dalam birahi. Meski lebih tua dari suaminya, lelaki petani itu “cangkulan”-nya masih meyakinkan. Apa lagi “doran” paculnya juga sangat sesuai, sehingga Ny. Darohmi ini suka ketagihan dibuatnya. Kalau dipamiti pulang seusai selingkuh, enteng saja bini Salidin ini ngomong: nggak cium-cium dulu, Mas!

Kalau sudah menjadi sebuah rutinitas, selingkuh dengan suami orang akhirnya membuat Ny. Darohmi ketagihan. Buktinya, ketika Salidin pas di kampungnya, Desa Tunggulrejo Kecamatan Gabus, Darohmi masih mencoba memuaskan aspirasi arus bawahnya bersama Basuki. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu, setelah suami ngorok habis “dikasih”, Darohmi menyempatkan diri keluar rumah untuk kencan gelombang kedua bersama Basuki.

Akan tetapi kali ini apes. Saat kembali ke rumah seusai melayani Basuki, ternyata Salidin menunggu dengan wajah masam. Apa lagi terlihat baju dan rambut istrinya awut-awutan. Lantaran alasan habis buang air tak diterima, tak ada cara lain bagi Darohmi kecuali mengaku saja bahwa baru kelonan di kebun dengan Basuki tetangganya. “Ya ada kira-kira sepuluh kali,” kata Darohmi tersendat-sendat.

Hati suami cap apa yang takkan terluka? Celakanya, Salidin yang kalah status dengan Basuki tak berani mengadu ke polisi, kecuali hanya curhat pada teman dekatnya. Lama-lama jadi isyu nasional, sehingga Basuki pun jadi mendengar. Meskipun nyata, dia malah lebih galakan. Salidin malah mau dipentung dengan alasan memfitnah dan menebar kabar bohong. Takut ancaram itu jadi kenyataan, suami teraniaya ini lalu lapor ke Posek Sulursari, sehingga Basuki pun jadi urusan polisi.
 
berita unik