80 Persen Lampu Penanda karang di Pulau Seribu Rusak
Bagi nahkoda kapal yang terpaksa menjalankan kapal saat malam hari di perairan Kepulauan Seribu patut berhati-hati. Pasalnya, 80 persen lampu penanda karang atau 48 dari 52 lampu tersbut kini dalam kondisi tidak menyala. Kerusakan lampu tersebut ditenggarai karena ulah tangan jahil nelayan yang mencuri perangkat lampu.
"Sebanyak 48 lampu tidak menyala, karena perangkatnya dicuri. Kita sudah mendata di 52 titik lampu itu berada," kata Agus petugas penyebrangan Sudin Perhubungan Kepulauan Seribu di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (30/7) kepada pulauseribu.net.
Menurut dia, kerusakan lampu sebagian besar karena perangkatnya seperti, solar sel, accu, dan lampu dicuri nelayan. Padahal, perangkat tersebut berharga cukup mahal. "Kalau kita beli satu paket di tambah pemasangan bisa mencapai RP 30 juta," tambah Agus.
Rencananya, sambung AGus, tahun ini Sudin Perhubungan akan melakukan perbaikan dan menambah jumlah lampu itu. Jadi, dilakukan pendataan. "Kita berharap warga Pulau Seribu ikut menjaga, karena lampu itu sangat penting saat perjalanan malam hari," katanya.
Muhammad Insan (51) warga Pulau Kelapa yang juga Nahkoda KM Satria Tirta menyesalkan tindakan pengrusakan dan pencurian terhadap lampu penanda karang tersebut. Karena guna lampu itu sangat penting sebagai penunjuk arah dan penanda karang. "Yang curi biasanya nelayan dari luar pulau. Banyak yang menyaksikan itu," kata Insan.
Dia menambahkan, sulit mengawasi keberadaan lampu itu satu persatu karena jaraknya cukup jauh. Baiknya, kata Insan, Sudin Perhubungan menyiasati dengan memasang perangkap. "Biar yang ambil kapok. Di pulau sering kejadian kapal menabrak karang karena lampunya mati," ungkap Insan.
Bagi nahkoda kapal yang terpaksa menjalankan kapal saat malam hari di perairan Kepulauan Seribu patut berhati-hati. Pasalnya, 80 persen lampu penanda karang atau 48 dari 52 lampu tersbut kini dalam kondisi tidak menyala. Kerusakan lampu tersebut ditenggarai karena ulah tangan jahil nelayan yang mencuri perangkat lampu.
"Sebanyak 48 lampu tidak menyala, karena perangkatnya dicuri. Kita sudah mendata di 52 titik lampu itu berada," kata Agus petugas penyebrangan Sudin Perhubungan Kepulauan Seribu di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (30/7) kepada pulauseribu.net.
Menurut dia, kerusakan lampu sebagian besar karena perangkatnya seperti, solar sel, accu, dan lampu dicuri nelayan. Padahal, perangkat tersebut berharga cukup mahal. "Kalau kita beli satu paket di tambah pemasangan bisa mencapai RP 30 juta," tambah Agus.
Rencananya, sambung AGus, tahun ini Sudin Perhubungan akan melakukan perbaikan dan menambah jumlah lampu itu. Jadi, dilakukan pendataan. "Kita berharap warga Pulau Seribu ikut menjaga, karena lampu itu sangat penting saat perjalanan malam hari," katanya.
Muhammad Insan (51) warga Pulau Kelapa yang juga Nahkoda KM Satria Tirta menyesalkan tindakan pengrusakan dan pencurian terhadap lampu penanda karang tersebut. Karena guna lampu itu sangat penting sebagai penunjuk arah dan penanda karang. "Yang curi biasanya nelayan dari luar pulau. Banyak yang menyaksikan itu," kata Insan.
Dia menambahkan, sulit mengawasi keberadaan lampu itu satu persatu karena jaraknya cukup jauh. Baiknya, kata Insan, Sudin Perhubungan menyiasati dengan memasang perangkap. "Biar yang ambil kapok. Di pulau sering kejadian kapal menabrak karang karena lampunya mati," ungkap Insan.
Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini!